google.com, pub-9717546832976702, DIRECT, f08c47fec0942fa0 google.com, pub-7852137543983973, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Sejarah Perjuangan Sultan Baabullah: Pahlawan Nasional dari Ternate

Sejarah Perjuangan Sultan Baabullah: Pahlawan Nasional dari Ternate

Sultan Baabullah adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjasa besar dalam mengusir penjajah Portugis dari Maluku dan mengembalikan kejayaan Kesultanan Ternate pada akhir abad ke-16. Dengan kepemimpinan yang tegas dan strategi yang cermat, ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga 72 pulau dan menjadikan Ternate sebagai pusat perdagangan rempah-rempah yang penting di Asia

Mengenal Pahlawan Nasional Sultan Baabullah Sang Penguasa 72 Pulau :  Okezone News

  1. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Sultan Baabullah lahir pada 10 Februari 1528 di Ternate, Maluku. Ia merupakan putra dari Sultan Khairun dan Boki Tanjung. Sejak kecil, Baabullah dididik dalam lingkungan istana yang kaya akan nilai-nilai kepemimpinan dan keagamaan. Ia juga dilatih oleh dua panglima militer Kesultanan Ternate, yang mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan besar di masa depan, terutama dalam menghadapi dominasi asing di wilayahnya

  1. Awal Mula Perjuangan: Pembunuhan Sultan Khairun

Pada tahun 1570, Sultan Khairun, ayah dari Baabullah, dibunuh oleh Gubernur Portugis, Diego Lopez de Mesquita. Peristiwa ini memicu kemarahan besar di kalangan rakyat Maluku dan mendorong Baabullah untuk memimpin perlawanan terhadap Portugis. Ia bersumpah untuk menuntut balas atas kematian ayahnya dan mengusir Portugis dari Ternate

  1. Strategi dan Perlawanan terhadap Portugis

3.1 Aliansi dengan Kerajaan-kerajaan Tetangga

Untuk memperkuat posisi dalam perlawanan, Sultan Baabullah menjalin aliansi dengan kerajaan-kerajaan tetangga, termasuk Kesultanan Tidore, Jailolo, dan Bacan. Ia juga mendapatkan dukungan dari Kesultanan Aceh, Demak, Banten, dan Mataram. Dengan kekuatan gabungan ini, Baabullah mengepung benteng Portugis di Ternate selama lima tahun. Pada tahun 1575, Portugis kehabisan bekal dan akhirnya menyerah, kemudian melarikan diri ke Timor Timur

3.2 Ekspedisi Pembebasan Wilayah

Perlawanan Sultan Baabullah tidak hanya terbatas di Ternate. Ia mengirim ekspedisi ke berbagai daerah seperti Ambon dan Buton untuk mengejar dan mengusir Portugis. Ekspedisi-ekspedisi ini berhasil membebaskan wilayah-wilayah tersebut dari cengkeraman Portugis, menjadikan Ternate sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dengan jaringan internasional yang luas

  1. Kejayaan Kesultanan Ternate

Di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Kepulauan Maluku, Sangihe, dan sebagian Sulawesi. Pengaruhnya bahkan menjangkau Solor, Bima, Mindanao, dan Raja Ampat. Ia dijuluki “Penguasa 72 Pulau” karena luasnya wilayah kekuasaannya

  1. Diplomasi dan Perdagangan Internasional

Sultan Baabullah dikenal sebagai pemimpin yang piawai dalam diplomasi. Ia menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kesultanan Tidore, Jailolo, Bacan, serta kerajaan-kerajaan di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Melalui aliansi ini, ia memperkuat posisi Ternate sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan politik di kawasan timur Indonesia

Selain itu, Sultan Baabullah juga membuka jalur perdagangan dengan pedagang dari Jawa, Arab, Melayu, Makassar, dan Cina. Kebijakan perdagangan bebas yang diterapkannya meningkatkan peran Maluku dalam jaringan niaga Asia dan mengurangi ketergantungan pada bangsa Eropa. Hal ini membawa kemakmuran bagi Kesultanan Ternate dan rakyatnya

  1. Warisan dan Pengakuan

Atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan dan kontribusinya dalam pembangunan negara, Sultan Baabullah dianugerahi berbagai penghargaan. Pada 10 November 2020, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Baabullah sebagai penghargaan atas perjuangannya dalam mengusir Portugis dan membebaskan Maluku dari penjajahan

Baca Juga Sejarah Perjuangan Aria Wangsakara: Ulama dan Pejuang Asal Tangerang

  1. Makam Sultan Baabullah

Sultan Baabullah meninggal dunia pada 25 Mei 1583 pada usia 55 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Ternate, dan makamnya hingga kini menjadi situs ziarah bagi masyarakat setempat dan wisatawan. Makam ini menjadi simbol penghormatan atas perjuangan dan jasa-jasanya dalam mempertahankan kedaulatan bangsa

Leave a Comment