Sejarah Mas Isman: Pejuang Militer dan Pahlawan Nasional dari Surabaya
- Mengenal Sosok Mas Isman
Dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia, nama Mas Isman memiliki tempat tersendiri. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan, tokoh militer, sekaligus birokrat yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa sejak masa penjajahan hingga masa pembangunan awal Republik Indonesia.
Mas Isman dikenal bukan hanya karena perjuangannya di medan tempur, tetapi juga karena keteguhannya menjaga semangat nasionalisme di tengah berbagai tekanan politik dan militer. Ia adalah sosok yang disiplin, tegas, dan memiliki prinsip kuat tentang arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kiprah Mas Isman menegaskan bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga melalui pengabdian, kepemimpinan, dan teladan moral bagi generasi penerus bangsa.
- Latar Belakang dan Masa Kecil Mas Isman
Mas Isman lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 1 Januari 1913. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang sederhana namun penuh semangat kebangsaan. Ayahnya dikenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani, sedangkan ibunya adalah sosok ibu rumah tangga yang tegas dan penuh kasih.
Sejak kecil, Mas Isman sudah memperlihatkan kepribadian yang tangguh dan disiplin. Ia menempuh pendidikan di sekolah rakyat, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di Surabaya. Di masa mudanya, ia termasuk pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi pergerakan.
Situasi penjajahan Belanda saat itu membuat banyak pemuda terinspirasi untuk memperjuangkan kemerdekaan. Mas Isman pun mulai tertarik dengan dunia militer karena menyadari bahwa perjuangan fisik menjadi salah satu jalan untuk membebaskan bangsa dari belenggu kolonialisme.
- Awal Perjuangan dan Karier Militer
Semangat nasionalisme yang tumbuh di dada Mas Isman membawanya bergabung dengan organisasi kepemudaan Jong Islamieten Bond (JIB), salah satu wadah bagi pemuda Islam yang ingin memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Dari sinilah, semangat juang dan kedisiplinannya semakin terbentuk.
Pada masa pendudukan Jepang, Mas Isman mengikuti pelatihan militer yang diselenggarakan oleh Jepang untuk pemuda Indonesia, yang dikenal dengan PETA (Pembela Tanah Air). Meskipun dibentuk oleh penjajah, PETA menjadi tempat lahirnya banyak calon pemimpin militer Indonesia setelah kemerdekaan.
Mas Isman menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang luar biasa selama masa pelatihan. Ia cepat belajar strategi perang, taktik gerilya, dan disiplin militer. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Mas Isman langsung ikut dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia dipercaya memimpin pasukan di Surabaya, salah satu wilayah paling panas saat itu karena menjadi pusat perlawanan terhadap pasukan Sekutu dan Belanda.
- Peran Mas Isman dalam Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya pada November 1945 menjadi salah satu momen paling heroik dalam sejarah perjuangan bangsa. Di tengah suasana genting itu, Mas Isman berperan penting sebagai perwira muda yang memimpin pasukan rakyat melawan kekuatan Inggris dan Belanda.
Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang berani turun langsung ke medan perang, memberikan semangat kepada para pejuang muda yang sebagian besar hanya bersenjatakan bambu runcing. Mas Isman menekankan pentingnya strategi, bukan hanya keberanian semata.
Ketika pertempuran berkecamuk di berbagai sudut kota, Mas Isman bersama para pemimpin lain seperti Bung Tomo, Doel Arnowo, dan tokoh pemuda lainnya, berkoordinasi dalam menjaga pertahanan kota Surabaya.
Meski pada akhirnya kota itu jatuh ke tangan musuh, semangat juang yang ditanamkan oleh Mas Isman dan kawan-kawannya membuat perlawanan rakyat Surabaya dikenang sebagai simbol keberanian dan patriotisme.
- Kiprah Pasca Kemerdekaan dan Karier Pemerintahan
Setelah perang kemerdekaan berakhir, Mas Isman terus mengabdi di dunia militer. Ia menduduki berbagai jabatan penting, mulai dari komando wilayah hingga posisi strategis di Markas Besar Angkatan Darat.
Sebagai perwira militer, ia tidak hanya dikenal karena kemampuannya memimpin, tetapi juga karena sikapnya yang tegas, jujur, dan menjunjung tinggi integritas. Ia sering menekankan bahwa tentara harus menjadi pelindung rakyat, bukan alat kekuasaan.
Selain di bidang militer, Mas Isman juga aktif di dunia pemerintahan. Ia sempat dipercaya memegang jabatan di beberapa lembaga negara, di antaranya di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta dalam bidang pembinaan kepemudaan.
Di masa-masa sulit transisi politik Indonesia, Mas Isman selalu menempatkan diri sebagai sosok penengah yang bijak. Ia lebih memilih menjaga stabilitas bangsa daripada terlibat dalam pertarungan politik yang bisa memecah belah rakyat.
- Nilai Perjuangan dan Kepribadian Mas Isman
Mas Isman bukan hanya pejuang di medan perang, tetapi juga teladan moral yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab. Ia memandang kemerdekaan bukan sebagai hadiah, melainkan amanah yang harus dijaga dengan kerja keras dan disiplin.
Dalam kesehariannya, Mas Isman dikenal sederhana dan rendah hati. Ia tidak pernah memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi. Bahkan setelah pensiun dari dinas militer, ia tetap aktif dalam kegiatan sosial dan pembinaan generasi muda.
Ia sering berbicara tentang pentingnya membangun karakter bangsa, karena menurutnya, musuh terbesar setelah kemerdekaan bukan lagi penjajah asing, melainkan kemalasan, korupsi, dan hilangnya semangat nasionalisme.
Kata-kata dan teladannya banyak menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya bangga menjadi orang Indonesia, tetapi juga berbuat nyata untuk bangsanya.
- Akhir Hayat dan Warisan Sejarah Mas Isman
Mas Isman wafat pada 12 Desember 1982 dalam usia 69 tahun. Ia dimakamkan dengan upacara militer sebagai penghormatan atas jasa-jasanya bagi bangsa dan negara. Kepergiannya meninggalkan warisan moral dan semangat perjuangan yang tak lekang oleh waktu.
Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Mas Isman pada tahun 2015. Penghargaan ini bukan semata karena ia seorang perwira militer, tetapi karena dedikasi dan integritasnya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa.
Namanya kini diabadikan di berbagai tempat, termasuk sekolah, jalan, dan lembaga kepemudaan. Namun, lebih dari sekadar nama, semangat dan nilai-nilai perjuangan Mas Isman tetap hidup di hati rakyat Indonesia.
Mas Isman adalah contoh nyata bahwa pahlawan tidak hanya lahir di medan perang, tetapi juga dari ketulusan dan keberanian untuk terus berbuat baik tanpa pamrih.
Baca Juga Sejarah Amir Hamzah: Sang Pahlawan Sastra dan Nasionalisme Indonesia
Penutup
Sejarah Mas Isman adalah kisah tentang seorang patriot sejati — pejuang yang tidak hanya mengangkat senjata, tetapi juga mengangkat martabat bangsa dengan semangat dan pengabdian.
Ia membuktikan bahwa perjuangan tidak berhenti ketika kemerdekaan diraih, tetapi harus terus dijaga dengan dedikasi, disiplin, dan moralitas.
Mas Isman adalah sosok yang pantas dijadikan teladan bagi generasi muda Indonesia. Dari Surabaya, ia menanamkan nilai keberanian, persatuan, dan cinta tanah air yang abadi.
Perjalanan hidupnya menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah — dan bahwa setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara masing-masing.