google.com, pub-9717546832976702, DIRECT, f08c47fec0942fa0 google.com, pub-7852137543983973, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Sejarah Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sejarah Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun pada 12 April 1912, merupakan Sultan Yogyakarta ke-9 yang memimpin dari tahun 1940 hingga 1988. Ia merupakan sosok yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Beliau menempuh pendidikan di Belanda dan Jepang, yang membekalinya dengan wawasan internasional yang luas. Pendidikan tersebut membentuk pandangannya yang progresif terhadap kemajuan bangsa dan negara.

Mengenang Jasa Besar Sri Sultan Hamengku Buwono IX - Partai Demokrat

Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menunjukkan dukungannya dengan mengirimkan telegram ucapan selamat kepada para proklamator, Soekarno dan Hatta. Pada 5 September 1945, bersama Paku Alam VIII, beliau mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa Yogyakarta adalah bagian dari Republik Indonesia. Langkah ini menghapus status Yogyakarta sebagai entitas kerajaan yang berdiri sendiri, menjadikannya bagian integral dari negara yang baru lahir.

Pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

Ketika Belanda kembali dengan ambisi kolonialnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengusulkan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Usulan ini disambut baik oleh Presiden Soekarno, yang kemudian memindahkan ibu kota ke Yogyakarta. Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, beliau melakukan beberapa perubahan, salah satunya menetapkan semua bisnis resmi memberlakukan bahasa Indonesia, bukan lagi bahasa Jawa. Selain itu, beliau juga memberikan sebagian dari keraton untuk dibangun Universitas Gadjah Mada (UGM), yang kini menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Peran dalam Pemerintahan dan Militer

Setelah kemerdekaan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX aktif dalam pemerintahan dan militer. Beliau menjabat sebagai Menteri Negara pada kabinet Sjahrir III dan Amir Sjarifuddin I dan II. Pada 1973, beliau diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua, mendampingi Presiden Soeharto hingga 23 Maret 1978. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri.

Pengabdian dalam Gerakan Pramuka

Sri Sultan Hamengkubuwono IX dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Beliau adalah salah satu tokoh utama dalam pembentukan Gerakan Pramuka Indonesia dan menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama. Sebagai bentuk penghormatan, pada tahun 1973, beliau menerima Bronze Wolf Award, penghargaan tertinggi dari World Organization of the Scout Movement. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam pengembangan gerakan pramuka di Indonesia dan dunia.

Baca Juga Sejarah Perjuangan Fatmawati: Sang Ibu Bangsa yang Teguh Berjuang

Warisan dan Penghargaan

Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia pada 2 Oktober 1988 di Washington DC, Amerika Serikat, saat berkunjung untuk menunaikan ibadah haji. Beliau dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden No. 053/TK/TH. 1990 pada 30 Juli 1990.

Warisan Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap hidup dalam ingatan rakyat Indonesia. Beliau dikenang sebagai sosok yang tidak hanya berjuang untuk kemerdekaan, tetapi juga membangun fondasi negara yang kuat melalui pendidikan, pemerintahan, dan kepemimpinan yang bijaksana.

Leave a Comment