google.com, pub-9717546832976702, DIRECT, f08c47fec0942fa0 google.com, pub-7852137543983973, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Sejarah Perjuangan A.H. Nasution: Dari Pahlawan Revolusi hingga Konseptor Perang Gerilya

Sejarah Perjuangan A.H. Nasution: Dari Pahlawan Revolusi hingga Konseptor Perang Gerilya

Abdul Haris Nasution, atau yang lebih dikenal dengan A.H. Nasution, merupakan salah satu tokoh sentral dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai seorang jenderal besar, ia tidak hanya berperan sebagai pemimpin militer, tetapi juga sebagai pemikir strategis yang meninggalkan warisan penting bagi bangsa ini. Artikel ini akan mengulas perjalanan hidup dan perjuangan A.H. Nasution melalui enam babak penting dalam sejarah Indonesia.

Abdul Haris Nasution - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

  1. Latar Belakang dan Pendidikan Awal

A.H. Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Algemeene Middelbare School (AMS) bagian B di Jakarta pada tahun 1938, ia sempat menjadi guru selama dua tahun. Pada tahun 1940, Nasution mendaftar untuk menjadi prajurit di sekolah perwira cadangan yang dibentuk oleh Belanda. Ia ikut bertempur melawan Jepang di Surabaya saat invasi Jepang ke Indonesia pada tahun 1942

  1. Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan

2.1 Mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Setelah kekalahan Jepang dan proklamasi kemerdekaan Indonesia, A.H. Nasution bersama rekan-rekannya di PETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tahun 1945. BKR ini kemudian menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2.2 Kepemimpinan dalam Divisi Siliwangi

Pada Maret 1946, Nasution ditunjuk sebagai Panglima Divisi III/Priangan. Kemudian, pada Mei 1946, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Dalam peran ini, ia memimpin pasukannya dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948

  1. Konsep Perang Gerilya dan Perang Teritorial

3.1 Pengembangan Strategi Perang Gerilya

Selama masa agresi militer Belanda pada 1948-1949, Nasution mengembangkan konsep perang gerilya sebagai strategi perang rakyat. Konsep ini menekankan pentingnya dukungan rakyat dalam menghadapi musuh yang lebih kuat. Buku karya Nasution berjudul “Strategy of Guerrilla Warfare” menjadi referensi penting di kalangan militer, bahkan digunakan sebagai literatur wajib di akademi militer elite dunia seperti West Point, Amerika Serikat

3.2 Doktrin Perang Teritorial

Selain perang gerilya, Nasution juga menyusun konsep perang teritorial. Doktrin ini menekankan pentingnya peran rakyat dalam pertahanan negara. Sejak tahun 1960, konsep ini resmi digunakan oleh TNI AD sebagai doktrin pertahanan nasional dan terbukti efektif dalam membendung penyebaran politik PKI

  1. Karier Militer dan Jabatan Strategis

Karier militer Nasution terus menanjak. Pada akhir tahun 1949, ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Ia sempat dipecat oleh Presiden Soekarno sebagai KSAD, tetapi diangkat kembali pada tahun 1955. Selain itu, Nasution juga memegang jabatan penting sebagai Menteri Keamanan Nasional dan Menko Polkam pada 1959-1966, serta menjadi Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi di bawah Presiden Soekarno

  1. Peristiwa G30S/PKI dan Pengorbanan Keluarga

Pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, pasukan Cakrabirawa yang dikuasai oleh PKI menyerbu kediaman Nasution dengan tujuan menculik dan membunuhnya. Beruntung, berkat desakan istrinya, Johanna Sunarti, Nasution berhasil melarikan diri. Namun, putri bungsunya, Ade Irma Suryani Nasution, menjadi korban peluru Pasukan Cakrabirawa saat melindungi ayahnya dan meninggal dunia setelah mengalami luka tembak

  1. Penghargaan dan Legasi

Setelah peristiwa G30S/PKI, karier militer Nasution tidak serta-merta berakhir. Meski di masa Orde Baru ia dikucilkan dan dijadikan musuh politik, idealisme dan perjuangannya tetap dikenang. Nasution meninggal dunia pada 6 Desember 2000 di usia 82 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dua tahun setelah kepergiannya, Presiden Megawati Soekarnoputri menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada A.H. Nasution berdasarkan Keppres No. 073/TK/2002 sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya kepada bangsa

Baca Juga Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Agus Salim

Kesimpulan

A.H. Nasution adalah sosok yang tidak hanya berperan sebagai pemimpin militer, tetapi juga sebagai pemikir strategis yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Melalui konsep perang gerilya dan perang teritorial, ia membuktikan bahwa kekuatan rakyat adalah kunci dalam mempertahankan kemerdekaan.

Leave a Comment